Sabtu, 30 April 2016

Perempuan Beruntung

Haloo semuanya, lama rasanya tak menyambangi lembar (apapun dengan fungsi sama) kosong ini, iya untuk apalagi kalau bukan untuk berbagi cerita.

Pertama aku tak ingin berpura-pura tidak bagagia karena dia mendapatkan kesempatan untuk pergi Umroh ke tanah suci, well sampai berita ini aku sungguh senang sekaligus merasa aku ini semakin jauh dengannya, bukan jauh dari segi jarak yang terukur dengan satuan meter, tapi jauh dalam arti pencapaian hidup dan status yang akan sangat dilihat oleh orang. Aku ini cuma orang dari keluarga biasa, tak ada yang bisa aku banggakan seketika ini, dan aku dipertemukan dengan orang yang begitu mudah mendapatkan segala kemudahan, iya dia. Aku mungkin hanya tidak siap untuk menghadapi kenyataan bahwa mungkin ada sedikit ataupun banyak hal yang akan berubah, bisa jadi sudut pandang dalam menilaiku, hatinya dalam mengukur bagaimana baiknya yang tepat untuk mendampinginya, atau mungkin kesempatan yang akan mempertemukan dengan beberapa perempuan lain yang lebih setara dengannya.
Jujur, aku merasa sangat beruntung dipilih oleh seseorang seperti dia, dengan segala yang ada dan melekat padaku, rasanya jauh dengan dirinya, kalau dalam Islam ada pernyataan yang mengatakan bahwa jodoh adalah cerminan dari diri kita, lantas aku ini sedang bercermin kepada siapa? akankah dia adalah orangnya atau bukan? entahlah...aku tak tahu mengapa pikiran seperti ini harus muncul kepadaku, menjadikanku kembali melihat siapa diriku sesungguhnya. Aku merasa tak pantas, ditambah tahun depan InsyaAllah orangtuanya akan pergi Haji, sementara orangtuaku ? ahh entahlah...kalau dalam Islam itu jodoh adalah dia yang tengah memantaskan diri untukmu, lantas aku ini apa bagimu? apa yang tengah aku persiapkan?
Aku kembali mempertanyakan kepada diriku sendiri, sungguhkan aku ini pantas bersanding dengannya? dia yang begitu jauh nasibnya dari nasibku? akankah ada takdir yang menemukan dua nasib yang berbeda ini ? sungguh aku sedang merasa iri dengan orang-orang yang bisa mengerti dia, apa yang menjadi passionnya, apa yang menjadi bidang yang disenanginya, tentu banyak yang kagum padanya, pemuda yang masih belia, pekerja keras, rajin beribadah, tentunya dia mendapatkan kemudahan dan keberuntungan...siapa yang tidak ingin bersamanya ? Untungnya aku tak tahu siapa saja yang menginginkannya, lagipula kalaupun aku dibandingkan dengan ukhti-ukhti di luar sana, aku tidak ada apa-apanya, aku ini cuma orang yang kebetulan menemani hatimu selama hampir 4 tahun belakangan, mungkin ini bukan hal yang membanggakan bagi para ukhti disana yang tentu punya segudang ilmu agama, akidah, dan paran yang menentramkan.
Ya Allah ...sesungguhnya aku tidak sedang tidak mensyukuri, aku hanya sedang bermuhassabah dengan diriku sendiri, Engkau sangat baik padaku, hingga aku dipertemukan dengan lelaki seperti dia yang membuatku selalu merasa beruntung. Hanya saja, pertanyaanku saat ini adalah, Engkau yang Maha membolak balikkan perasaan manusia, akankah menempatkan diriku di hatinya ? cintanya padaku adalah ujian tentunya, meskipun berwujud hal yang menyenangkan, tapi dari sini aku merasa sedang diuji.. ujian untuk memantaskan diri atau mengundurkan diri..sama-sama sulit bagiku.
Hari ini dia sedang perjalanan pulang ke Solo, sungguh sekali lagi aku katakan bahwa aku adalah perempuan beruntung karena bertemu dengan dia, tak lebih dari itu, yang perlu aku tahu bahwa keberuntungan tak selalu ada untuk kita bukan?
Sungguh, aku menyayanginya...aku mencintainya...dengan atau tanpa aku melihat bagaimana kami berdua dulu dan saat ini, semoga dengan apa yang aku rasakan mampu membawaku kepada keputusan yang tepat. Ini adalah dunia, dimana bukan hanya kami berdua dengan modal perasaan saja, namun ada banyak penilaian yang berlapis-lapir untuk menilai kami berdua, sungguh ini adalah kenyataan yang tak mungkin dihindarkan.
Untuk dirimu yang tengah aku sayangi hingga saat aku menuliskan semua ini, kau adalah lelaki baik yang kutemui, kau adalah sosok yang penyayang, pandai, taat, lagi pekerja keras, kau mengajarkanku untuk selalu optimis melihat hari esok, kau adalah lelaki yang bertanggungjawab, kau adalah lelaki beruntung, kau sosok yang disenangi banyak orang, kau tetaplah orang yang tengah kurindukan dengan atau tanpa kukatakan perasaan itu, entah semua akan tetap berjalan seperti ini, kau tetap jadi seseorang yang membuatku cemburu pada orang-orang yang bisa melihatmu setiap saat, melihatmu sholat, makan, berdiskusi, fokus bekerja, lelah di kantor, bercanda tawa, atau saat kau ternyata tengah ketiduran di meja kerjamu..sungguh aku cemburu pada semua itu. Cemburu itu datang dari orang yang tak mampu, benar saja..aku tak mampu menjangkau mu, entah suatu saat nanti jika Allah berkehendak, mungkin cemburuku akan hilang dengan cara aku bersamamu atau sebaliknya, yang jelas suatu saat nanti cemburu ini akan hilang atas ijinMu.
Sungguh...aku adalah perempuan yang beruntung karena bertemu denganmu..

Hari Setelah Kemarin

Hari selalu berganti, yang kemarin kemudian sudah berlalu lantas berganti menjadi hari ini, pergantian tersebut secara jam hanya terus menun...