Rabu, 05 November 2014

wahai hatiku..



Wahai hatiku ...
Berat mungkin bagimu untuk menjauhi apa yang membuatmu nyaman dan bahagia. Menjalani sebuah fase yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya memang sebuah hal yang berat sekali untuk dilakukan, menjadikannya sebagai sebuah ketidak adilan yang harus diterima atau menjadi sebuah kisah yang sulit untuk dibayangkan.
Kau selalu bergetar setiap kali mendengar namanya, menitikkan air mata kala rindu terlalu dalam terhujam, mendekap apapun yang sekiranya dapat mengingatkan kepadanya, setiap malam aku tau kau demikian, hatiku..
Ingatkah kau saat dia menghibur perasaanmu, memberimu sejuta rasa sayang yang menenangkan, kejutan sederhana yang selalu membekas di ingatan, pelajaran-pelajaran hidup yang dilalui bersama, lagu yang kalian nyanyikan bersama, usaha dan perjuangan untuk tetap melihat satu sama lain tersenyum? Ingatkah itu? Masih sangat segar di ingatanmu bukan..
Kini, kau harus sedikit bersabar, menerima dan menahan apa yang kau rasakan, kau impikan dan kau ingin sampaikan. Keadaan sedikit berubah saat dia menginginkan kau untuk memaknai hubungan adalah sebuah komitment. Hatiku.. mempercayai hal itu memang tidak mudah, kau hanya sebuah perasaan dari manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, apapun bisa menjadi sebuah kesalahan dan sumber ketidakpuasan, hanya berbekal komitment dan kepercayaanlah kau bisa melaluinya hatiku..
Sudahlah..jangan mengangis hatiku, itu hanya membuatku semakin berat untuk melaluinya, tak perlu menangisi hal ini, lihat saja, buktinya kau bisa 4 hari ini melalui situasi ini dengan tetap tersenyum. Kau sangat kuat hatiku, ikhlaskanlah dan percayalah bahwa sikap ini adalah yang terbaik yang Allah tunjukkan kepada umat Nya, menuntunmu keluar dari lembah kemaksiatan yang bisa saja menyerang kalian kapanpun, hatiku.. bersabarlah..kau tidak berubah,,kau tetap mencintainya, menyayanginya dan menunggunya datang di waktu yang sangat tepat.
Hatiku, nikmatilah hari-hari mu..ada kawan, keluarga, dan pekerjaan atau kesibukan yang akan selalu mengisi hari-harimu, membuatmu menjadi hati yang kuat, bijaksana dan siap untuk bertemu dengan dia. Ketahuilah hatiku...dia dengan hatinya sedang melakukan hal yang sama, mengupayakan agar dia pantas saat menemuimu kelak, menahan dari godaan saat kau jauh, menumpuk kerinduan yang tidak terhingga untuk terus menggetarkan hatinya. Sama bukan? Kau tak perlu merasa berjuang sendiri..dia sama denganmu, dan aku, lihatlah aku. Aku akan selalu tersenyum untukmu..agar kau tak tampak rapuh dengan semua perjuanganmu, aku akan membawamu ke berbagai kegiatan agar kau tak kesepian, aku.,aku akan selalu melihat fotonya untukmu jika kau rindu, dan aku...aku akan selalu berusaha untuk melihatnya dari jauh..agar kau bisa melihatnya, melihat bagaimana wajahnya sekarang, sudah panjangkah rambutnya, bertambah buncitkah dia, atau mungkin kau ingin melihat apa yang dia kenakan di hari itu? Tenang saja hatiku..aku adalah orang yang tidak mudah menyerah untuk membahagiakanmu..aku akan selalu berusaha melakukan semua itu, asal satu hal yang kau harus lakukan. Percayalah. Percaya bahwa dia adalah orang yang bisa kau percaya..itu akan sangat membahagiakanmu..
Hatiku...

Selasa, 19 Agustus 2014

Mengerti tanpa memberi pengertian

Pernah terpikirkan kalau kita selalu mencoba menerima yang terbaik dari apapun yang diberikan oleh orang lain, namun seringkali kita tak menyadari manakala sebuah penerimaan akan bisa menjadi awal untuk bisa mengerti suatu kondisi.
Memang seharusnya kita bisa mengerti sesuatu, meredam kekecewaan, bersabar, dan menerima sebuah ketidak inginan. Mengerti saja tidak cukup, saat aku bisa mengerti berarti aku bisa membuat diriku menyesuaikan apa yang terjadi di luar semua ini. Memberi pengertian, terkesan kalau kita harus selalu berkata dan menjelaskan semuanya tapi itulah makanya saling mengerti.
Sampaikanlah kalau memang itu harus dimengerti orang lain, karena saling mengerti bukan berarti memahami dengan pemikiran kita sendiri, melainkan memahami dengan sudut pandangnya.
Kadang aku menyadari bagaimana harus bersikap kepada orang lain, tapi  hal itu disalahartikan, berarti memang aku belum mengerti seutuhnya, atau aku tak memberikan pengertian kepada orang lain yang seharusnya mengerti maksud dan arti dari sikapku. Sejatinya kita hidup untuk saling memberi.. dan menerima..

Sabtu, 07 Juni 2014

Seperti petikan gitar



Kita tak sedang berjalan di mall
Menonton film di bioskop
Atau bertamasya di taman hiburan
Kita hanya duduk berdua..
Sederhana saja, aku lebih ingin seperti ini
Memainkan senar-senar gitar
Kau mengajariku agar tak perlu terlalu keras menekan agar senar ini berbunyi
Cukup menyentuhkan jariku dengan tepat agar terlantun melodi yang merdu
Kau mengajariku agar tak membiarkan nada sumbang muncul
Putarlah kemudi senar dan sesuaikan dengan nadaku
Kau mengajariku bahwa tak semua senar harus aku petik agar terdengar nyaring
Petik saja senar yang tepat agar bunyinya pas
Kau memberitahuku bahwa jariku akan sakit saat menekan senar
Dan kau bilang, sakitnya akan hilang jika aku  terbiasa memainkan gitar
Mengulang setiap nadaku yang salah dan terus mengulangnya hingga benar
Kau kadang geram melihatku mengulang nada sumbang
Kau kadang tersenyum memperhatikanku yang girang saat berhasil melantunkan satu nada
Bahkan kau kadang gemas saat aku mengeluh atau berdendang pelan
Kau mulai mengajariku bagaimana merasakan nada, mendengarnya dengan hati
Mencari nada yang tepat untuk satu lagu
Merasakan setiap makna petikan gitar,
Tak selalu datar, nyaring atau sumbang
Tapi itulah lagu yang indah, tak selalu sempurna tapi tak membiarkan kekurangan itu kosong
Setiap nada adalah melodi kehidupan
Yang berisi tekanan dan petikan senar  hingga jadi irama kita

347



Bukan kode brangkas uang dan harta melimpah
Hanya saja itu lebih dari sekedar keajaiban
Kau, tentu saja 7
Aku, tentu saja 3
Lantas apa 4 itu ?
Ini gugusan angka yang penuh makna
Kau ingat, bagaimana setiap angka itu hadir di dalam kisah kita ?
Tak terduga bagaikan mengungkap sejarah yang silam kita tak sadari
Muncul begitu saja saat kita saling tak mengerti
Hadir begitu mudahnya melebihi khayalan yang selama ini kita bayangkan.
7 kali aku akan kau sebut saat kau merindukanku
3 kali kau akan menjadi lantunan nama saat aku ingin merasakanmu
4 adalah harapan, harapan untuk menyatukan dan harapan atas buah cinta
Bagaikan pewarna cerita kita
Pengawet janji kita
Penguat rasa cinta bersama
Ia selalu hadir saat kita berdua, pasti dan akan selalu seperti itu selamanya
Tetap istimewa
Jadi edelweiss terindah diantara semua bunga
Selalu jadi embun yang sejuk di tiap pagi

Pena



Kau tahu benda ini?
Dia tak pernah membenci apapun yang kau tulis, sekalipun jelek
Tak bisa pula melarangmu untuk memaki
Seandainya dia punya wajah, pastilah tersenyum saat kau menuliskan cinta
Menggoreskan tiap detak hati yang berbunga
Membiarkanmu meliuk dan menancapkan keras saat kau marah.
Sekalipun aku habis, aku bisa diisi kembali, tak usah membeli wadah baru, aku tahan lama.
Aku ingin menjadi pena
Yang kau ajak menulis kebahagiaanmu, kesedihanmu, kekesalanmu, bahkan sampai habis dayaku
Merasakan bagaimana saat kau dengan asiknya menggenggamku,
Mengetuk-ketuk kan saat kau bingung dan akhirnya menemukan jawaban
Menggigit-gigit agar kau tenang menghadapi ujian
Asal kau tahu, kaulah yang memilihku, pena tak pernah meminta tuk dibeli.
Sewajarnya, aku ingin dirawat
Apakah aku kedinginan sehingga tak nyata?
Tak tertutupkah aku sehingga menumpahkan banyak tinta?
Atau habiskah tintaku ini dan kapankah kau mengisinya kembali?
Berilah aku tanda jadi milikmu, agar aku tak tertukar dengan lainnya
Karena banyak yang serupa denganku.
Aku yakin, kau pasti tahu mana penamu.

Sabtu, 19 April 2014

Senang itu Sederhana

Bagaimana saat kita merasa senang ? ingi tersenyum, muka merona, tak bisa berkata apapun dan ada juga yang merasakan getaran-getaran yang sulit didefinisikan..
Merasakan saat kau berada di dekatku, melihat senyummu, dan bagaimana kita menjalinkan imajinasi atas halaman belakang.
Siapa yang tau halaman belakang? tentu hanya kita, aku pernah mengatakannya kepadamu bagaimana aku sangat menyukai harapan itu... tentu saja itu belum terpikirkan saat kita berdua pertama kali memandang rembulan di Purwosari, kala itu juga tak pernah terbayangkan akan terjadi saat pertama kali aku merasakan hal yang 'beda' kepadamu yang sedang di depan sana menjelaskan tugas presentasimu.
Tak sejauh ruas jari pun masa itu berganti, kau dan aku bagaikan angkat 3 dan angka 7 yang kini menjadi 347..tak ada spasi disana, hanya ada hal yang menghubungkan kita..'cinta' .
Banyak yang tak kau ungkapkan, tapi itu tetap kau yang aku sayangi..seperti Embun yang selalu memberikan kesejukkan dipagi hari, Edelweiss mungkin pernah mengeluhkan bagaimana sang mentari yang terlalu terik dan angin malam yang terlalu dingin, tapi dia selalu saja merasakan damai saat pagi tiba, iyaa saat Embun datang...

Sesederhana bagaimana Embun menyentuh Edelweiss,
dan senyuman tulus selalu terkembang saat aku bisa melihatmu..entah apa yang aku rasakan, hanya ingin terus memandangmu lebih lama hingga kau tersenyum kepadaku..
Bagaimana menjagamu, aku tak pernah tahu bagaimana caranya, hanya saja aku menyayangimu dari sejak aku menganal rasa itu, tak berubah dan berkurang sedikitpun. Sama.

Hari Setelah Kemarin

Hari selalu berganti, yang kemarin kemudian sudah berlalu lantas berganti menjadi hari ini, pergantian tersebut secara jam hanya terus menun...