Sabtu, 07 Juni 2014

Pena



Kau tahu benda ini?
Dia tak pernah membenci apapun yang kau tulis, sekalipun jelek
Tak bisa pula melarangmu untuk memaki
Seandainya dia punya wajah, pastilah tersenyum saat kau menuliskan cinta
Menggoreskan tiap detak hati yang berbunga
Membiarkanmu meliuk dan menancapkan keras saat kau marah.
Sekalipun aku habis, aku bisa diisi kembali, tak usah membeli wadah baru, aku tahan lama.
Aku ingin menjadi pena
Yang kau ajak menulis kebahagiaanmu, kesedihanmu, kekesalanmu, bahkan sampai habis dayaku
Merasakan bagaimana saat kau dengan asiknya menggenggamku,
Mengetuk-ketuk kan saat kau bingung dan akhirnya menemukan jawaban
Menggigit-gigit agar kau tenang menghadapi ujian
Asal kau tahu, kaulah yang memilihku, pena tak pernah meminta tuk dibeli.
Sewajarnya, aku ingin dirawat
Apakah aku kedinginan sehingga tak nyata?
Tak tertutupkah aku sehingga menumpahkan banyak tinta?
Atau habiskah tintaku ini dan kapankah kau mengisinya kembali?
Berilah aku tanda jadi milikmu, agar aku tak tertukar dengan lainnya
Karena banyak yang serupa denganku.
Aku yakin, kau pasti tahu mana penamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hari Setelah Kemarin

Hari selalu berganti, yang kemarin kemudian sudah berlalu lantas berganti menjadi hari ini, pergantian tersebut secara jam hanya terus menun...